Minggu, 18 Juli 2010

TOTAL KNEE REPLACEMENT

A. DEFINISI TOTAL KNEE REPLACEMENT
Operasi penggantian sendi lutut (total knee replacement atau TKR) adalah operasi ortopedik yang cukup rumit, tetapi semakin banyak dilakukan. Penderita yang mengalami kerusakan pada tulang sendi (seperti osteoarthtritis) kini dapat diatasi dengan total knee replacement. Bahkan sejak tahun 2000, salah satu rumah-sakit di Indonesia, telah melakukan operasi total knee replacement terbanyak di kawasan Asia Tenggara.

Material implant standard(titanium) dengan material implant oxinium
Total knee replacement diberikaan untuk kondisi perkapuran stadium lanjut atau grade IV, biasanya disertai dengan perubahan bentuk fisik dari kaki menyerupai huruf ‘O’ atau ‘X’. Tindakan yang mungkin dilakukan adalah total knee replacement atau mengganti sendi lutut menggunakan prothese. Meski lutut aritifisial tidak sempurna seperti sebelumnya, tapi operasi itu akan memperbaiki kualitas hidup penderita dengan hilangnya rasa nyeri, kekakuan sendi, dan bentuk sendi lutut yang bengkok.



Perbandingan lutut sebelum dioperasi dengan lutut sesudah dioperasi
Total knee replacement biasanya dilakukan pada penderita osteoarthritis berat. Sebagian besar pasien yang mendapatkan lutut artifisial berusia di atas 50 tahun, tetapi bukan tidak mungkin ada penderita yang usianya lebih muda karena mengalami kasus khusus.
Meski kerusakan sendi dapat diatasi dengan total knee replacement, tapi tindakan itu mengandung risiko. Beberapa kemungkinan yang dapat terjadi setelah operasi penggantian sendi adalah, nabloding (infeksi akibat dari pembalutan yang berlapis-lapis), atau thrombosis (pembekuan darah di sekitar bidang operasi), prothese lepas (akibat infeksi atau tidak kuatnya phrotesa menanggung beban berat badan penderita serta akibat dari aktivitas yang dilakukan penderita).
Prothese dapat bertahan antara 15-20 tahun. Tapi dengan alasan tertentu, total knee ini tidak bisa dilakukan pada orang yang sangat gemuk atau usianya yang masih terlalu muda. Jika prothese sampai loose, hal itu akan berakibat rasa sakit. Meski dapat diganti, tetapi operasi yang kedua hasilnya tidak sebaik operasi yang pertama.

Gambar : Total Knee Replacement
Tindakan penggantian sendi lutut dilakukan dengan bantuan komputer sehingga akurasinya lebih optimal. Komputer dapat membantu menentukan nilai koreksi dari sendi lutut yang sudah mengalami gangguan.
Jumlah total penggantian sendi adalah satu-satunya prosedur efektif bila avascular necrosis sudah menyebabkan osteoarthritis yang signifikan di sisi lain sendi. Walaupun tingkat keberhasilan untuk prosedur ini lebih tinggi daripada 95%, dokter dengan cermat harus menentukan keputusan menganjurkan penggantian sendi karena sendi buatan tidak bertahan selama-lamanya dan pada orang muda mungkin mesti diganti pada waktu nanti.
Oleh karena itu, bagi beberapa orang yang lebih muda, banyak ahli bedah memakai prosedur yang disebut resurfasi pangkal tulang paha jika rongga sendi paha tidak terkena. Prosedur ini melibatkan penanaman tutup logam di balik pangkal tulang paha (mirip memberi tutup kepada gigi daripada mencabut gigi dan menaruh gigi palsu).Beberapa orang menjalani prosedur resurfasi pangkal tulang paha diiikuti dengan penggantian paha secara total. Total Knee Replacement melibatkan 7-8 incisi di atas lutut, dan beristirahat di rumah sakit selama 3-5 hari. Fase recovery berlangsung dari 1-3 bulan. Setelah dilakukan operasi, biasanya pasien akan dapat berjalan kembali dan nyeri sendi berkurang secara nyata. Keterbatasan aktifitas hanyalah pada penekukan sendi lutut yang ekstrim misalnya, berjongkok atau duduk menekuk.
Total Knee Replacement umumnya memerlukan waktu operasi selama 1 sampai 3 jam. Setelah operasi, pasien dibawa ke ruang pemulihan, dimana organ-organ vital dimonitor fungsinya. Ketika sudah stabil, pasien dibawa kembali ke bangsal.
Resiko total knee replacement termasuk hematoma di kaki yang dapat berjalan ke paru-paru (emboli paru). Pulmonary emboli dapat menyebabkan sesak nafas, sakit dada, dan bahkan syok. Risiko lainnya meliputi infeksi saluran kencing, mual dan muntah (biasanya terkait dengan obat nyeri), nyeri lutut kronis dan kekakuan, perdarahan sendi lutut, kerusakan saraf, cedera pembuluh darah, dan infeksi pada lutut yang memerlukan operasi ulang.
Sebelum operasi, sakit pada sedi lutut harus dievaluasi secara hati-hati. Hal ini penting untuk memastikan hasil yang optimal dari operasi.
Setelah dilakukan Total Knee Replacement, hindari aktivitas berikut :
1. Lari atau jogging
2. Latihan yang terlalu padat
3. Olah raga dengan perputaran (tennis, bola basket)
4. kontak sport (sepak bola)
B. PATOFISIOLOGI TOTAL KNEE REPLACEMENT
Penghancuran osteoarthritis lutut adalah alasan umum untuk total knee replacement. Hal ini terutama berkaitan dengan penuaan. Gejala osteoarthritis biasanya muncul pada usia tua. Kartilago yang terkena menjadi kasar dan rata. Akan menjadi parah saat kartilago menghilang ketika terjadi gesekan tulang. Spur pada tulang biasanya tumbuh di sekitar sendi.
Osteoarthrtitis diklasifikasikan menjadi Primer dan Sekunder. Osteoarthitis primer terjadi tanpa cedera yang dapat diidentifikasi. Osteoarthritis sekunder terjadi karena penyakit lain. Penyebab paling umum dari osteoarthritis sekunder yaitu kondisi metabolisme, cedera atau pun karena gangguan peradangan seperti arthritis septik.
Operasi dilakukan dengan anastesi umum. Dokter ortopedi akan membuat luka di sendi lutut yang terkena. Patellanya dipindah (diambil dari tempatnya) kemudian ujung femur dan tibia dipotong agar sesuai dengan protesa. Demikian pula permukaan bawah patella dipotong untuk memmungkinkan penempatan protesa tersebut.
C. INDIKASI TOTAL KNEE REPLACEMENT
Indikasi utama adalah untuk mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh arthritis. Tujuan sekunder untuk memperbaiki cacat, dan untuk mengembalikan fungsi. Lebih khusus, canidates untuk total knee replacement perubahan degeneratif sendi lutut yang telah parah.
D. TUJUAN TOTAL KNEE REPLACEMENT
Tujuan total knee replacement yaitu :
1. Untuk membebaskan sendi dari rasa nyeri
2. Untuk menggembalikkan rentang gerak (ROM)
3. Untuk menggembalikkan fungsi normal bagi seorang pasien
4. Untuk membangun kembali akrivitas sehari-hari (ADL), dengan modifikasi yang tetap menjaga ROM pasien.

E. REHABILITASI
1. Hari operasi
a. Deep breathing exercises
b. Active movement
2. Post-op hari 1
a. Isometrik ekstremitas bawah termasuk hamstring, quasriceps dan gluteus.
b. Mengenakan immobilizer sendi lutut
c. Menahan beban setelah operasi dapat bersifat parsial atau penuh, tergantung pada kebijaksanaan dokter bedah
3. Post-op hari 2
a. Berdiri di samping ranjang dengan lutut immobilizer dan parsial weight-bearing untuk menahan beban pada ekstremitas
b. Active assisted ROM
4. Post-op hari 3 dan 4
a. Progresif isotonik dan isometrik untuk penguatan otot lutut dan pinggul
b. Berkonsentrasi pada gerak ekstensi lutu melalui latihan ekstensi lutut aktif
Daftar urutan ambulasi yang diberikan kepada pasien setelah total knee replacement :
• Untuk hari pertama dan kedua, pasien biasanya diberikan terapi pada paralel bars.
• Pasien kemudian berlanjut ke tongkat atau walker (dengan 2 tongkat atau kruk) untuk 6 minggu pertama.
• Pasien kemudian maju ke satu kruk atau tongkat, yang dilanjutkan untuk 6 minggu berikutnya.
• Kebanyakan pasien (70%) dapat berjalan tanpa alat bantu dalam waktu 3 bulan.
Hal yang ditargetkan setelah total knee replacement :
Otot-otot yang paling terpengaruh oleh operasi adalah otot quadriceps (m. vastus lateralis, m. vastus medialis, m. vastus intermedius, dan rektus femoris). Isometrik dan ROM aktif harus dimulai segera setelah pembedahan. Untuk 6 minggu pertama, otot quadraceps harus diperkuat dengan latihan isometrik. Lalu, ditingkatkan dengan latihan atau isotonik. Otot-otot lain yang bekerja pada lutut yang bekerja pada rantai kinetik harus diperkuat, seperti otot hamstring, otot gastrocsoleus, dan otot pergelangan kaki (dorsiflexors).

1 komentar: